Kejadian ini terjadi ketika aku kelas 3
SMP, yah aku perkirakan umur aku waktu itu baru saja 14 tahun. Aku entah
kenapa yah perkembangan sexnya begitu cepat sampai-sampai umur segitu
ssudah mau ngerasain yang enak-enak. Yah itu semua karena temen nyokap
kali yah, Soalnya temen nyokap Aku yang namanya Tante Selvy (biasa
kupanggil dia begitu) orangnya cantik banget, langsing dan juga awet
muda bikin aku bergetar.
Tante Selvy ini tinggal dekat rumahku, hanya beda 5 rumahlah, nah Tante Selvy ini cukup deket sama keluargaku meskipun enggak ada hubungan
saudara. Dan dapat dipastikan kalau sore biasanya banyak ibu-ibu suka
ngumpul di rumahku buat sekedar ngobrol bahkan suka ngomongin suaminya
sendiri. Nah Tante Selvy inilah yang bikin aku cepet gede (maklumlah anak
masih puber kan biasanya suka yang cepet-cepet).
Biasanya Tante Selvy kalau ke rumah Aku selalu memakai daster atau
kadang-kadang celana pendek yang bikin aku ser.. ser.. ser.. Biasanya
kalau sudah sore tuh ibu-ibu suka ngumpul di ruang TV dan biasanya juga
aku pura-pura nonton TV saja sambil lirak lirik. Tante Selvy ini entah
sengaja atau nggak aku juga enggak tahu yah. Dia sering kalau duduk itu
tuh mengangkang, kadang pahanya kebuka dikit bikin Aku ser.. ser lagi
deh hmm.
Apa keasyikan ngobrolnya apa emang sengaja Aku juga enggak bisa ngerti,
tapi yang pasti sih aku kadang puas banget sampai-sampai kebayang kalau
lagi tidur. Kadang kalau sedang ngerumpi sampai ketawa sampai lupa kalau
duduk nya Tante Selvy ngangkang sampai-sampai celana dalemnya keliatan
(wuih aku suka banget nih). Pernah aku hampir ketahuan pas lagi ngelirik
wah rasanya ada perasaan takut malu sampai-sampai Aku enggak bisa
ngomong sampai panas dingin tapi Tante Selvy malah diam saja malah dia
tambahin lagi deh gaya duduknya. Nah dari situ aku sudah mulai suka sama
tuh Tante yang satu itu. Setiap hari pasti Aku melihat yang namanya
paha sama celana dalem tuh Tante.
Pernah juga Aku waktu jalan-jalan bareng ibu-ibu ke puncak nginep di
villa. Ibu-ibu hanya bawa anaknya, nah kebetulan Mami Aku ngsajak Aku
pasti Tante Selvy pula ikut wah asyik juga nih pikir ku. Waktu hari ke-2 sekitar jam 9-10 malam mereka ngobrol di luar deket taman sambil
bakar jagung. Ternyata mereka sedang bercerita tentang hantu, ih dasar
ibu-ibu masih juga kaya anak kecil ceritanya yang serem-serem, pas waktu
itu Tante Selvy mau ke WC tapi dia takut. Tentu saja Tante Selvy di
ketawain sama gangnya karena enggak berani ke WC sendiri karena di villa
enggak ada orang jadinya takut sampai-sampai dia mau kencing di deket
pojokan taman.
Lalu Tante Selvy menarik tangan Aku minta ditemenin ke WC, yah aku sih
mau saja. Pergilah aku ke dalam villa sama Tante Selvy, sesampainya di WC, Aku
di dalam villa Aku nunggu di luar WC eh malah Tante Selvy ngajak masuk
nemenin dia soalnya katanya dia takut sama hantu.
"Eza temenin Tante yah tunggu di sini saja buka saja pintu nya enggak
usah di tutup, Tante takut nih", kata Tante Selvy sambil mulai
berjongkok.
Dia mulai menurunkan celana pendeknya sebatas betis dan juga celana
dalamnya yang berwarna putih ada motif rendanya sebatas lutut juga.
"Serr..... rrrr..... serrrr..... psstt....", kalau enggak salah gitu deh bunyinya.
Jantungku sampai deg-degan waktu melihat Tante Selvy kencing, dalam hatiku,
kalau saja Tante Selvy boleh ngasih lihat terus boleh memegangnya hmm pasti begitu sangat nikmat rasanya.
Sampai-sampai aku bengong ngelihat Tante Selvy.
"Heh... kenapa kamu Eza kok diam gitu, awas nanti kesambet loch" kata Tante Selvy.
"Ah.... enggak..... apa-apa...... Tante", jawabku sambil terbata-bata.
"Pasti kamu lagi mikir yang enggak-enggak yah, kok melihatnya ke bawah terus sih Eza...?", tanya Tante Selvy.
"Enggak kok Tante...., aku hanya belum pernah melihat cewek kencing dan kaya apa sih bentuk itunya cewek?" tanyaku sambil kebingungan...
Tante Selvy cebok dan bangun tanpa menaikkan celana sama CDnya.
"Kamu mau lihat punya Tante nggak Eza? Nih Tante kasih lihat tapi kamu jangan bilang-bilang yah nanti Tante enggak enak sama Mamamu", kata Tante Selvy.
Aku hanya mengangguk mengiyakan saja. Lalu tanganku dipegang ke arah
vaginanya. Aku tambah deg-degan sampai panas dingin karena baru kali ini
Aku megang sama melihat yang namanya memek. Tante Selvy membiarkanku
memegang-megang vaginanya.
"Sudah yah Eza nanti enggak enak sama ibu-ibu yang lain dikirain kita ngapain lagi".
"Iyah Tante", jawabku.
Lalu Tante Selvy menaikan celana dalam juga celana pendeknya terus kami gabung lagi sama ibu-ibu yang lain.
Esoknya aku masih belum bisa melupakan hal semalam sampai sampai aku
panas dingin. Hari ini semua pengen pergi jalan-jalan dari pagi sampai
sore buat belanja oleh-oleh rekreasi. Tapi aku enggak ikut karena
badanku enggak enak.
"Eza, kamu enggak ikut?" tanya mamiku.
"Enggak yah Mam aku enggak enak badan nih tapi aku minta di bawain kue mochi saja yah Mah" kataku.
"Yah sudah istirahat yah jangan main-main lagi" kata Mami.
"Selvy, kamu mau kan tolong jagain si Reza nih yah, nanti kalau kamu ada
pesenan yang mau di beli biar sini aku beliin" kata Mami pada Tante Selvy.
"Iya deh Kak aku jagain si Reza tapi beliin aku tales sama sayuran yah, aku mau bawa itu buat pulang besok" kata Tante Selvy.
Akhirnya mereka semua pergi, hanya tinggal aku dan Tante Selvy berdua
saja di villa, Tante Selvy baik juga sampai-sampai aku di bikinin bubur ayam
buat sarapan, jam menunjukan pukul 9 pagi waktu itu.
"Kamu sakit apa sih Eza? kok lemes gitu?" tanya Tante Selvy sambil nyuapin aku dengan bubur ayam buatannya.
"Enggak tahu nih Tante kepalaku juga pusing sama panas dingin aja nih yang di rasa" kataku.
Tante Selvy begitu perhatian padaku, maklumlah di usia perkawinannya yang
sudah 5 tahun dia belum dikaruniai seorang buah hati pun.
"Kepala yang mana Eza yang sakit, yang atas atau yang bawah?" kelakar Tante Selvy padaku.
Aku pun bingung, "Memangya kepala yang bawah ada Tante? kan kepala kita hanya satu?" jawabku polos.
"Itu tuh yang itu yang kamu sering tutupin pake segitiga pengaman" kata Tante Selvy sambil memegang si kecilku.
"Ah Tante bisa saja" kataku.
"Eh jangan-jangan kamu sakit gara-gara semalam yah" aku hanya diam saja sambil tersenyum pada Tante Selvy.
Selesai sarapan badanku dibasuh air hangat oleh Tante Selvy, pada waktu
dia ingin membuka celanaku, kubilang sama Tante, "Tante enggak usah deh Tante biar Reza saja yang ngelap, kan malu sama Tante"
"Enggak apa-apa, tanggung kok" kata Tante Selvy sambil menurunkan celanaku dan CDku.
Dilapnya si kecilku dengan hati-hati, aku hanya diam saja.
"Eza mau enggak pusingnya hilang? Biar Tante obatin yah"
"Pakai apa Tan, aku enggak tahu obatnya" kataku polos.
"Iyah kamu tenang saja yah" kata Tante Selvy.
Lalu di genggamnya batang penisku dan dielusnya langsung spontan saat
itu juga penisku berdiri tegak. Dikocoknya pelan-pelan tapi pasti
sampai-sampai aku melayang karena baru pertama kali ini merasakan yang
seperti ini.
"Achh....sstttt..... cchh.." aku hanya mendesah pelan dan tanpa kusadari tanganku
memegang vagina Tante Selvy yang masih di balut dengan celana pendek dan
CD tapi Tante Selvy hanya diam saja sambil tertawa kecil terus masih
melakukan kocokannya. Sekitar 10 menit kemudian aku merasakan mau
kencing.
"Tante sudah dulu yah Eza mau kencing nih" kataku.
"Sudah, Eza kencingnya di mulut Tante saja yah enggak apa-apa kok" kata Tante Selvy.
Aku bingung campur heran melihat penisku dikulum dalam mulut Tante Selvy
karena Tante Selvy tahu aku sudah mau keluar dan aku hanya bisa diam
karena merasakan enaknya.
"Achh....Hhgg.....sstt.....achh.... Tante aku mau kencing nih bener " kataku sambil meremas vagina Tante Selvy yang kurasakan berdenyut-denyut.
Tante Selvy pun langsung menghisap dengan agresifnya dan badanku pun mengejang keras.
"Croott....serrr..... sseeerrr...r.. srett....." muncratlah air maniku dalam mulut Tante Selvy, Tante Selvy pun langsung menyedot sambil menelan maniku sambil
menjilatnya. Dan kurasakan vagina Tante Selvy berdenyut kencang
sampai-sampai aku merasakan celana Tante Selvy lembab dan agak basah.
"Enak kan Eza, pusingnya pasti hilang kan?" kata Tante Selvy.
"Tapi Tante aku minta maaf yah aku enggak enak sama Tante nih soalnya Tante.."
"Sudah enggak apa-apa kok, oh iya kencing kamu kok kental banget, wangi lagi, kamu enggak pernah ngocok Eza?"
"Enggak Tante"
Tanpa kusadari tanganku masih memegang vagina Tante Selvy.
"Loh tangan kamu kenapa kok di situ terus sih". Aku jadi salah tingkah
"Sudah enggak apa-apa kok, Tante ngerti" katanya padaku.
"Tante boleh enggak Reza megang itu Tante lagi" pintaku pada Tante Selvy.
Tante Selvy pun melepaskan celana pendeknya, kulihat celana dalam Tante Selvy basah entah kenapa.
"Tante kencing yah?" tanyaku.
"Enggak ini namanya Tante lagi nafsu Eza sampai-sampai celana dalam Tante basah".
Dilepaskannya pula celana dalam Tante Selvy dan mengelap vaginanya dengan handukku. Lalu Tante Selvy duduk di sampingku
"Eza pegang nih enggak apa-apa kok sudah Tante lap" katanya. Akupun
mulai memegang vagina Tante Selvy dengan tangan yang agak gemetar, Tante Selvy pun hanya ketawa kecil.
"Eza, kenapa? Biasa saja donk kok gemetar kaya gitu sih" kata Tante Selvy.
Dia mulai memegang penisku lagi, "Eza Tante mau itu nih".
"Mau apa Tante?"
"Itu tuh", aku bingung atas permintaan Tante Selvy.
"Hmm itu tuh, punya kamu di masukin ke dalam itunya Tante kamu mau kan?"
"Tapi Reza enggak tahu caranya Tante"
"Sudah, kamu diam saja biar Tante yang ajarin kamu yah" kata Tante Selvy padaku.
Mulailah tangannya mengelus penisku biar bangun kembali tapi aku juga
enggak tinggal diam aku coba mengelus-elus vagina Tante Selvy yang di
tumbuhi bulu halus.
"Eza jilatin punya Tante donk yah" katanya.
"Tante, Reza enggak bisa, nanti muntah lagi"
"Coba saja Eza"
Tante pun langsung mengambil posisi 69. Aku di bawah, Tante Selvy di atas
dan tanpa pikir panjang Tante Selvy pun mulai mengulum penisku.
"Achh.. hgghhghh....serrrrr....ssttt....... Tante pun terdengar suranya mendesah...."
Aku pun sebenarnya ada rasa geli tapi ketika kucium vagina Tante Selvy
tidak berbau apa-apa. Aku mau juga menjilatinya kurang lebih baunya
vagina Tante Selvy seperti wangi daun pandan (asli aku juga bingung kok
bisa gitu yah) aku mulai menjilati vagina Tante Selvy sambil tanganku
melepaskan kaus u can see Tante Selvy dan juga melepaskan kaitan BH-nya,
kini kami sama-sama telanjang bulat.
Tante Selvy pun masih asyik mengulum penisku yang masih layu kemudian
Tante Selvy menghentikannya dan berbalik menghadapku langsung mencium
bibirku dengan nafas yang penuh nafsu dan menderu.
"Kamu tahu enggak mandi kucing Eza" kata Tante Selvy.
Aku hanya menggelengkan kepala dan Tante Selvy pun langsung menjilati
leherku menciuminya sampai-sampai aku menggelinjang hebat, ciumannya
berlanjut sampai ke putingku, dikulumnya di jilatnya, lalu ke perutku,
terus turun ke selangkanganku dan penisku pun mulai bereaksi mengeras.
Dijilatinya paha sebelah kananku dan aku hanya menggelinjang hebat
karena di bagian ini aku tak kuasa menahan rasa geli campur kenikmatan
yang begitu dahsyat. Tante Selvy pun langsung menjilati penisku tanpa
mengulumnya seperti tadi dia menghisap-hisap bijiku dan juga terus
sampai-sampai lubang pantatku pun dijilatinya sampai aku merasakan
anusku basah.
Kulihat payudara Tante Selvy mengeras, Tante Selvy menjilati sampai ke
betisku dan kembali ke bibirku dikulumnya sambil tangannya mengocok
penisku, tanganku pun meremas payudara Tante Selvy. Entah mengapa aku
jadi ingin menjilati vagina Tante Selvy, langsung Tante Selvy kubaringkan
dan aku bangun, langsung kujilati vagina Tante Selvy seperti menjilati es
krim.
"Achh.... ucchh.... hhghh.... acchhh....sstt.... Eza enak banget terus Eza, yang itu isep
jilatin Eza" kata Tante Selvy sambil menunjuk sesuatu yang menonjol di
atas bibir vaginanya.
Aku langsung menjilatinya dan menghisapnya, banyak sekali lendir yang
keluar dari vagina Tante Selvy tanpa sengaja tertelan olehku.
"Eza masukin donk Tante enggak tahan nih"
"Tante gimana caranya?"
Tante Selvy pun menyuruhku tidur dan dia jongkok di atas penisku dan
langsung menancapkannya ke dalam vaginanya. Tante Selvy naik turun
seperti orang naik kuda kadang melakukan gerakan maju mundur. Setengah
jam kami bergumul dan Tante Selvy pun mengejang hebat.
"Eza Tante mau keluar nih.... eghh.. huhh... achh....acchh..achhh...sstt..." erang Tante Selvy.
Akupun di suruhnya untuk menaik turunkan pantatku dan tak lama kurasakan
ada sesuatu yang hangat mengalir dari dalam vagina Tante Selvy. Hmm
sungguh pengalaman pertamaku dan juga kurasakan vagina Tante Selvy
mungurut-urut penisku dan juga menyedotnya. Kurasakan Tante Selvy sudah
orgasme dan permainan kami terhenti sejenak. Tante Selvy tidak mencabut
penisku dan membiarkanya di dalam vaginanya.
"Eza nanti kalau mau kencing kaya tadi bilang ya" pinta Tante Selvy padaku.
Akupun langsung mengiyakan tanpa mengetahui maksudnya dan Tante Selvy pun
langsung mengocok penisku dengan vaginanya dengan posisi yang seperti
tadi.
"Achh ..... Tante enak banget achh...., gfggfgfg....." kataku dan tak lama aku pun merasakan hal yang seperti tadi lagi.
"Tante Reza kayanya mau kencing niih Tante..."
Tante Selvy pun langsung bangun dan mengulum penisku yang masih lengket
dengan cairan kewanitaanya, tanpa malu dia menghisapnya dan tak lama
menyemburlah cairan maniku untuk yang ke 2 kalinya dan seperti yang
pertama Tante Selvy pun menelannya dan menghisap ujung kepala penisku
untuk menyedot habis maniku dan akupun langsung lemas tapi disertai
kenikmatan yang alang kepalang.
Kami pun langsung mandi ke kamar mandi berdua dengan telanjang bulat dan
kami melakukannya lagi di kamar mandi dengan posisi Tante Selvy
menungging di pinggir bak mandi. Aku melakukannya dengan cermat atas
arahan Tante Selvy yang hebat. Selasai itu jam pun menunjukan pukul 1
siang langsung makan siang dengan telur dadar buatan Tante Selvy, setelah
itu kamipun capai sekali sampai-sampai tertidur dengan Tante selvy di
sampingku, tapi tanganku kuselipkan di dalam celana dalam Tante Selvy.
Kami terbangun pada pukul 3 sore dan sekali lagi kami melakukannya atas
permintaan Tante Selvy, tepat jam 4:30 kami mengakhiri dan kembali mandi,
dan rombongan ibu-ibu pun pulang pukul 6 sore.
"eza kamu sudah baikan?" tanya Mamiku.
"Sudah mam, aku sudah seger n fit nih" kataku.
"Kamu kasih makan apa Ni, si Rezasampai-sampai langsung sehat" tanya Mami sama Tante Selvy.
"Hanya bubur ayam sama makan siang telur dadar terus kukasih saja obat anti panas" kata Tante Selvy.
Esoknya kamipun pulang ke jakarta dan di mobil pun aku duduk di samping
Tante Selvy yang semobil denganku. Mami yang menyopir ditemani Ibu Herman
di depan. Di dalam mobilpun aku masih mencuri-curi memegang barangnya
Tante selvy.
Sampai sekarang pun aku masih suka melakukannya dengan Tante Erni bila
rumahku kosong atau terkadang ke hotel dengan Tante Selvy. Sekali waktu
aku pernah mengeluarkan spermaku di dalam sampai 3 kali. Kini Tante selvy
sudah dikarunia 2 orang anak yang cantik. Baru kuketahui bahwa suami
Tante selvy ternyata menagalami ejakulasi dini. Sebenarnya kini aku
bingung akan status anak Tante selvy.
Yah, begitulah kisahku sampai sekarang aku tetap menjadi PIL Tante Erni
bahkan aku jadi lebih suka dengan wanita yang lebih tua dariku. Pernah
juga aku menemani seorang kenalan Tante Erni yang nasibnya sama seperti
Tante Erni, mempunyai suami yang ejakulasi dini dan suka daun muda buat
obat awet muda, dengan menelan air mani pria muda.
TAMAT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar